Suatu ketika murid yang bernama Endo ini bertanya kepada gurunya. "Pak kenapa sih saya kok tidak bisa pintar?". "Ya, belajar". Jawaban guru tersebut singkat. Lantas Si murid tadi merasa tidak puas dengan jawaban guru tersebut. Dengan muka agak cemberut murid tadi meninggalkan guru tersebut.
Di persimpangan jalan ke kantin murid tadi bertemu dengan guru yang lain. Dia mengajukan pertanyaan yang sama kepada guru tersebut. "Bu, kenapa saya kok tidak bisa pintar?". Jawab Sang guru tersebut dengan agak sedikit menyindirnya. "Itu salah kamu sendiri, setiap di ajar kamu tidak mau mendengarkan dengan baik". "Makanya kamu tidak pernah bisa pintar"."Lain kali belajar yang sungguh-sungguh biar jadi anak pintar". Si murid ini meninggalkan gurunya dengan hati yang kesal.
Dia terlihat muram mukanya, tetapi masih terlihat seperti biasa di depan teman-temannya.
Nakal, memang kata orang-orang yang melihatnya hanya dengan mata kepala lahiriyahnya saja. Yah... Bahkan sebagian guru pun mengatakan demikian.
Sekali lagi murid itu bertanya kepada gurunya yang lebih muda dengan harapan mampu memahami masalahnya. "Bu. Kenapa saya tidak bisa pintar?". Apa jawaban guru muda tersebut. "Kamu sih, makanya jadi anak itu jangan nakal, yang nurut sama guru, biar berkah, manfaat ilmunya". "Makanya belajar dengan baik. Turuti gurumu biar bisa dan pintar". Lagi-lagi Sang guru menekankan kata-kata belajar dengan baik, belajar dengan sungguh-sungguh tanpa harus mengetahui masalah murid tersebut.
Putus asa juga murid tersebut karena tidak ada yang mendengar masalahnya. Tiap hari Dia semakin tidak fokus belajar. Ke sekolah hanya mengikuti rutinitas seperti anak-anak yang lainnya. Terkadang tidur dikelas, terkadang ngobrol dengan teman sebangkunya dikala aktivitas pelajaran dimulai.
Suatu saat murid tersebut mendapatkan panggilan dari wali kelas untuk menghadap ke guru BK karena sebuah kasus kecil. Yakni tidak masuk sekolah selama 3 hari.
Murid tadi di tanya oleh guru BK tersebut terkait dengan aktivitas selama 3 hari bolos sekolah. Murid tersebut diam tidak menjawab sambil menundukkan kepalanya. Tiba-tiba murid itu mengajukan pertanyaan yang sama seperti yang ditanyakan kepada guru-guru yang lalu."Pak. Kenapa saya tidak bisa pintar".
Guru tersebut menangkap sinyal dari pertanyaan murid itu. "Oh...jadi kamu tidak mau sekolah karena tidak bisa pintar".
"Kamu ingin menjadi anak yang pintar?". Tanya guru tersebut. "Ya. Pak". Jawabnya dengan sedikit malu murid itu. Guru tersebut lantas memberikan sedikit pengertian kepada murid tersebut sebelum masuk pada pokok masalahnya.
Jadi begini Endo. Kamu percaya kepada Allah. "Ya. Pak". Jawab Dia. Nah, Endo. pintar dan tidak itu bukan Bapak/Ibu guru yang mengajar kamu. Tetapi Allah lah yang mampu menjadikan orang itu bisa pintar atau tidak. Akan tetapi kita sebagai hamba ciptaanNya maka sudah seharusnya selalu berusaha untuk mendapatkan apa yang menjadi keinginan kita. Meskipun keinginan itu belumlah terwujud buat kita.
Intinya kamu jangan pernah putus asa. Bapak ada kisah untuk menginspirasi kamu. Dulu, ada seorang yang bernama Ibnu Hajar. Dia ini sudah belajar bertahun-tahun lamanya tetapi dia ini tidak bisa pintar. Pada akhirnya Dia putus asa atas usahanya itu dan memutuskan untuk berhenti belajar dan kembali ke kampung halamannya. Di tengah perjalanannya turunlah hujan yang begitu derasnya sehingga memaksanya untuk berhenti dan mencari tempat berteduh. Di lihatnya ada sebuah goa, kemudian Dia masuk goa tersebut. Di dalam gua Dia duduk disamping sebuah batu besar, dari atas goa menetes air diatas batu tersebut.
Ibnu Hajar memperhatikan air yang jatuh menetes diatas batu itu. Lama kelamaan batu itu menjadi berlubang. Lantas Ibnu Hajar mulai berpikir dan merenung atas kejadian itu."Jika batu yang besar dan keras ini bisa berlubang hanya karena tetesan air. Maka begitu juga dengan otak manusia akan bisa menjadi hidup dan berisi jika setiap kali diisi. Sejak saat itu Ibnu Hajar mengurungkan niatnya untuk berhenti belajar. Dia kemudian kembali ke tempat belajar nya dan sejak itu Dia menjadi Ilmuwan yang terkenal.
Guru BK itu lantas mengajukan pertanyaan lebih dalam lagi kepada murid tersebut. Endo jika kamu berniat untuk menjadi pintar maka kamu harus mengetahui karakter belajar kamu. "Karakter belajar itu apa, Pak?". Tanya Endo.
Murid ini sudah mulai menampakkan ketertarikannya akan minat belajar. Sang guru itu melanjutkan penjelasannya mengenai "karakter belajar" kepada Endo.
Karakter belajar itu ciri khas yang kamu miliki ketika kamu merespon saat guru mu memyampaikan pelajaran kepada kamu.
Misalnya begini. "Guru A menyampaikan materi pelajaran dengan cara ceramah kemudian kamu tidak bisa menyerapnya dengan baik dibandingkan dengan guru B menyampaikan materi pelajaran dengan mnunjukkan instruksi secara langsung kemudian kamu bisa menyerapnya dengan baik. Maka kamu ini termasuk tipe Kinestetik.
Berikut akan Pak guru jelaskan dari masing-masing tipe tersebut; "Orang yang mempunyai karakter belajar Visual itu biasanya mudah mengingat apa yang didengar dan dilihat, suka membaca daripada dibacakan, suka mencoret-coret, cepat lupa pesan verbal, tipe teliti dan detail, tekun dan lebih menyukai cara menjawab singkat". "Sedangkan orang yang mempunyai Tipe Auditorial biasanya memiliki karakter mengingat yang didengar, bicara sendiri pada saat melakukan sesuatu, cara menghafal dan membaca dengan bersuara, suka diskusi dan suka bicara, menyukai musik, bicara dengan nada terpola". "Sementara orang yang bertipe Kinestetik akan lebih mudah menanggapi belajar dengan gerak fisik, mendekati lawan bicara dengan gerak fisik, menghafal sambil berjalan-jalan, menggunakan jari dan tangan saat belajar, suka permainan yang memudahkan belajar, menyukai belajar dengan isyarat tubuh, tidak dapat duduk dan berdiam lama saat belajar"
Nah dari uraian bapak itu mana yang mirip dengan pengalaman belajar kamu Endo. Tapi ingat, jika kamu sudah mengetahui gaya belajarmu itu maka belajarlah dengan cara yang demikian dengan rasa senang dan berjanjilah pada dirimu sendiri untuk selalu mencintai ilmu. Endo merasa senang sekali dengan penjelasan guru tersebut.
Endo belum sempat menceritakan latar belakang pribadinya dengan gamblang. Guru itu meminta Endo untuk kembali ke kelasnya.
Jika Ada pertanyaan silahkan berkomentar dengan bijak