-->

Tulislah kata kunci yang Anda cari, Enter

Motivasi Belajar Dari Sebuah Batu Jika Kamu Putus Asa Belajar
author photo
By On
Motivasi Belajar Dari Sebuah Batu Jika Kamu Putus Asa Belajar

Ada sebuah kisah, yang barangkali bisa menjadi pembelajaran kita bersama, tentang bagaimana sebuah proses “diperjuangkan”

Tetesan Air yang Dapat Melubangi Batu

Kisah ini berawal dari seorang pemuda biasa yang dianggap bodoh dan terbelakang yang memiliki orangtua dengan dukungan luar biasa sehingga ketika orangtuanya terkena wabah dan hampir meninggal, mereka memberikan sebuah wejangan bagi pemuda ini, “Jika kami meninggal, maka tidak ada lagi yang akan mendukungmu, oleh karena itu kamu harus bisa mandiri. Jadilah seperti tetesan air yang mampu melubangi batu, fokuslah pada apa yang kamu kuasai dan kamu akan menjadi seseorang yang disegani banyak orang.”

Pemuda ini kemudian melanjutkan usaha ayahnya sebagai tukang kayu, dan karena sejak kecil ia sudah sering membantu ayahnya dalam menilai kayu, ia memperoleh kemampuan untuk mengenali dan menilai kayu dengan baik.

Suatu hari, seorang yang tua mendatangi pemuda tersebut untuk mencari kayu yang dapat dipahat menjadi patung. Pemuda tersebut dengan cepat memberikan kayu terbaik untuk pahatan. Siapa sangka, orangtua tersebut nyatanya adalah pemahat terkenal di desa tersebut, dan karena kayu yang diperoleh dari pemuda tersebut sangatlah bagus, ia menjadi langganan yang terus membeli kayu dari sang pemuda.

Lama kelamaan, pemuda tersebut menjadi dekat dengan sang pemahat, dan ia pun memutuskan untuk belajar memahat dari sang pemahat. Namun, saat ia baru akan mulai belajar memahat, sang pemahat memberikan wejangan, “Jika ingin menjadi pemahat terbaik, jadilah seperti tetesan air yang mampu melubangi batu, fokuslah pada apa yang kamu kuasai maka kamu dapat menjadi seorang yang sukses.”

Mendengar nasihat tersebut, pemuda itu menyadari bahwa wejangan dari sang pemahat dan orangtuanya memang menjadi pedoman kesuksesan, dimana walaupun ia adalah seorang yang dulu dianggap bodoh dan terbelakang, dengan fokus dan kerja keras, ia akhirnya menjadi pemahat yang disegani di seluruh dunia.

"Sebuah kisah yang dapat menjadi pembelajaran bagi kita semua, yang membuktikan bahwa tidak peduli seberapa kerasnya sebuah batu, tetesan air dapat menaklukannya. Ini merupakan sebuah analogi dimana dunia ini penuh dengan ujian hidup yang begitu kerasnya, namun tetap dapat dikalahkan oleh tekad dan fokus perjuangan yang dilakukan.

Suksesnya Ibnu Hajar belajar dari sebuah batu

Nama asli beliau adalah Ahmad bin Ali bin Muhammad bin Muhammad bin Ali bin Mahmud bin Ahmad bin Hajar Al-Kannani Al-Qabilah yang berasal dari Al-Asqalan. Namun ia lebih masyhur dengan julukan Ibn Hajar Al Asqalani. Ibnu Hajar berarti anak batu sementara Asqalani adalah nisbat kepada ‘Asqalan’, sebuah kota yang masuk dalam wilayah Palestina, dekat Ghuzzah.

Suatu ketika, saat beliau masih belajar disebuah madrasah, ia terkenal sebagai murid yang rajin, namun ia juga dikenal sebagai murid yang bodoh, selalu tertinggal jauh dari teman-temannya. Bahkan sering lupa dengan pelajaran-pelajaran yang telah di ajarkan oleh gurunya di sekolah yang membuatnya patah semangat dan frustasi.

Beliaupun memutuskan untuk pulang meninggalkan sekolahnya. Di tengah perjalanan pulang, dalam kegundahan hatinya meninggalkan sekolahnya, hujan pun turun dengan sangat lebatnya, mamaksa dirinya untuk berteduh didalam sebuah gua. Ketika berada didalam gua pandangannya tertuju pada sebuah tetesan air yang menetes sedikit demi sedikit jatuh melubangi sebuah batu, ia pun terkejut. Beliau pun berguman dalam hati, sungguh sebuah keajaiban. Melihat kejadian itu beliaupun merenung, bagaimana mungkin batu itu bisa terlubangi hanya dengan setetes air. Ia terus mengamati tetesan air itu dan mengambil sebuah kesimpulan bahwa batu itu berlubang karena tetesan air yang terus menerus.

Dari peristiwa itu, seketika ia tersadar bahwa betapapun kerasnya sesuatu jika ia di asah trus menerus maka ia akan manjadi lunak. Batu yang keras saja bisa terlubangi oleh tetesan air apalagi kepala saya yang tidak menyerupai kerasnya batu. Jadi kepala saya pasti bisa menyerap segala pelajaran jika dibarengi dengan ketekunan, rajin dan sabar.

Sejak saat itu semangatnya pun kembali tumbuh lalu beliau kembali ke sekolahnya dan menemui Gurunya dan menceritakan pristiwa yang baru saja ia alami. Melihat semangat tinggi yang terpancar dijiwa beliau, gurunya pun berkenan menerimanya kembali untuk menjadi murid disekolah itu.

Sejak saat itu perubahan pun terjadi dalam diri Ibnu Hajar. Beliau manjadi murid yang tercerdas dan malampaui teman-temannya yang telah manjadi para Ulama besar dan ia pun tumbuh menjadi ulama tersohor dan memiliki banyak karangan dalam kitab-kitab yang terkenal dijaman kita skrang ini. Di antara karya beliau yang terkenal ialah: Fathul Baari Syarh Shahih Bukhari, Bulughul Marom min Adillatil Ahkam, al Ishabah fi Tamyizish Shahabah, Tahdzibut Tahdzib, ad Durarul Kaminah, Taghliqut Ta’liq, Inbaul Ghumr bi Anbail Umr dan lain-lain.

Bahkan menurut muridnya, yaitu Imam asy-Syakhawi, karya beliau mencapai lebih dari 270 kitab. Sebagian peneliti pada zaman ini menghitungnya, dan mendapatkan sampai 282 kitab. Kebanyakan berkaitan dengan pembahasan hadits, secara riwayat dan dirayat (kajian).

Click to comment