-->

Tulislah kata kunci yang Anda cari, Enter

Hah!? 10 Tahun Lagi Guru Digantikan Robot?
author photo
By On
Hah!? 10 Tahun Lagi Guru Digantikan Robot?
Di era millenial saat ini pengetahuan dan teknologi sudah maju pesat dan mempengaruhi semua bidang kehidupan. Pengetahuan dan teknologi khususnya komputer juga sudah merambat ke dalam dunia pendidikan. Dewasa ini kehadiran komputer di sekolah dapat mempengaruhi kecepatan dan ketepatan dalam pelayanan kependidikan bagi anak didik. Selain komputer, pembelajaran multimedia dengan menggunakan komputer, projector, dan LCD, CD pembelajaran, TV Edukasi bahkan electronic book yang bisa diakses melalui internet, sudah masuk sampai di ruang kelas.

Sejalan dengan itu, Anthony Seldon berpendapat bahwa dalam waktu 10 tahun kedepan, peran guru tidak akan lagi dipegang oleh manusia, melainkan robot-robot cerdas yang menginspirasi. Wakil rektor di University of Buckingham di Inggris ini memperkirakan bahwa manusia akan kehilangan pekerjaannya sebagi guru dan beralih fungsi menjadi pengawas di kelas. Revolusi ini, menurut Seldon, dibutuhkan untuk menciptakan pembelajaran one-on-one yang selama ini diimpikan. Mesin-mesin yang cerdas akan dapat mengidentifikasikan dan mengadaptasikan pembelajaran untuk mengikuti preferensi dan kecepatan belajar setiap siswa.

Apakah Guru Bisa digantikan Robot?

Meskipun kemajuan teknologi pembelajaran sudah pada tahap yang cukup mencengangkan, namun kemajuan ini tidak dapat menggantikan fungsi dan peran guru dalam seluruh proses pendidikan anak. Manusia memang sudah hidup dalam dunia yang berteknologi tinggi tetapi secara psikologis pada kelompok anak-anak dan remaja usia sekolah tetap ada hasrat untuk mencari figur yang dapat mereka kagumi, hormati, dan bahkan meniru perilaku dan prestasi kehidupannya. Ada banyak alasan yang memperkuat peran strategis guru tidak bisa diganti atau diambil alih oleh media canggih apapun.

Alasan psiko-pedagogik.

Guru dalam melaksanakan tugas keguruannya tidak hanya sekedar berperan untuk mentransfer ilmu kepada anak didik, karena peran ini sudah tidak populer lagi dan tidak sesuai dengan tuntutan pembelajaran modern. Ketika guru berperan hanya sebatas mentransfer ilmu, maka peran ini sudah bisa dengan lebih efektif diambil alih oleh robot cerdas tersebut.

Oleh karena nya guru dalam melaksanakan tugasnya diharapkan dapat menyajikan sebuah pembelajaran dengan suasana yang penuh kehangatan, keramahan yang dapat membuat semua siswa dalam kelasnya merasa nyaman untuk menyampaikan pendapatnya, mencoba sesuatu yang baru diketahuinya, merasa nyaman untuk berbeda pendapat dengan gurunya, termasuk penting juga merasa nyaman untuk melakukan kesalahan. Ruang kelas bukan saja tempat untuk belajar tentang sesuatu yang benar tetapi juga tempat untuk mencoba dan salah (try and error) supaya diperbaiki dan disempurnakan.

Alasan pedagogik moral.

Guru sebagai pendidik juga bertugas untuk mewarisi nilai-nilai dan keutamaan-keutamaan hidup untuk menjadi pegangan para siswa dalam menjalani hidupnya dikemudian hari. Pewarisan dan penanaman nilai-nilai kehidupan tentu tidak hanya diajarkan secara verbal searah sebagaimana yang bisa diperoleh melalui robot cerdas, tetapi harus dikomunikasikan secara baik tidak hanya melalui ceramah dan pidato retoris tetapi terutama dan paling bermakna harus melalui contoh dan sikap hidup yang nyata. Mengajarkan dan mewariskan nilai-nilai hidup tidak hanya cukup dengan kata-kata tetapi harus dengan contoh dan teladan hidup.

Guru masih memegang peran kunci. Robot cerdas secanggih apapun tetap tidak bisa menggantikan peran guru meskipun hanya sebagai pengawas kelas. Pendidikan adalah proses memanusiakan manusia. Pemanusiaan manusia muda pada sekolah-sekolah tidak bisa dilaksanakan hanya dengan mengandalkan teknologi robot. Malah sebaliknya tanpa teknologi sekalipun proses pemanusiaan manusia tetap masih bisa dijalankan, bahkan jauh lebih efektif kalau gurunya benar-benar berkompeten dan kreatif.

Prof. Waldrip berkatat “Teknologi itu hanya pengubah kebiasaan”. Beliau menyebutkan penerapan teknologi dalam proses belajar-mengajar yaitu, mengubah cara mengajar, mengubah cara berinteraksi dengan siswa, dan mengubah harapan yang pengajar miliki untuk siswa. Kata kuncinya terdapat dalam kata mengubah. Dalam hal mengubah cara berinteraksi dengan siswa, Prof. Waldrip menyatakan, dengan mengubah cara penyampaian materi ajar dari menggunakan papan tulis menjadi penggunaan proyektor bahkan kalau kita pahami lebih jauh penyampaian materi bisa digantikan dengan robot cerdas.

Memang penyampaian materi bisa lebih cepat akan tetapi menjadikan interaksi guru dan murid berkurang. Prof. Waldrip mengatakan, “Karena teknologi memiliki kemampuan terbatas berupa pemecahan masalah yang rasional. Ketika ada hal-hal yang irasional, manusia masih lebih unggul dalam menyelasaikan masalah.”. Dengan kata lain, peran para pengajar tidak akan tergantikan oleh teknologi yang berbentuk robot, bagaimanapun teknologi itu berkembang semakin canggih.

Click to comment