-->

Tulislah kata kunci yang Anda cari, Enter

QurDis : Al-Qur'an dan Hadis
author photo
By On
Al-Qur'an dan Hadis merupakan sebuah kitab pegangan wajib bagi umat muslim sebagai sumber hukum yang utama untuk aplikasi nilai-nilai kehidupan di dunia. Oleh karena itu, setiap orang muslim harus mengerti sejarah Al-Qur'an dan Hadis.
QurDis : Al-Qur'an dan Hadis

Pengertian Al-Qur'an

Ada banyak sekali definisi dari Al-Qura'n, para ahli tafsir memiliki definisi tersendiri tentang Al-Qur'an baik secara Etimologi maupun secara Terminologi, Namun pengertian tersebut mengerucut pada kesimpulan yang sama.

Merujuk pada sumber wikipedia Al-Qur'an (Arab: القرآن‎) secara harfiah berarti "bacaan"; juga diromanisasikan sebagai Qur'an atau Koran adalah sebuah kitab suci utama dalam agama Islam, yang umat Muslim percaya bahwa kitab ini diturunkan oleh Tuhan, (Arab: الله‎, yakni Allah) kepada Nabi Muhammad S.A.W. Kitab ini terbagi ke dalam beberapa bab (dalam bahasa Arab disebut "surah") dan setiap surahnya terbagi ke dalam beberapa ayat.

Secara terminologi definisi Al-Qur'an menurut Dr. Subhi Saleh; Al-Qur’an berarti: Kalam Allah yang merupakan mu’jizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad, yang disampaikan secara mutawatir dan membacanya adalah ibadah.

Maksud dari Kalamullah adalah firman Allah ta’ala. Ia bukanlah kata-kata manusia. Bukan pula kata-kata jin, syaithan atau malaikat. Ia sama sekali bukan berasal dari pikiran makhluk, bukan syair, bukan sihir, bukan pula produk kontemplasi atau hasil pemikiran filsafat manusia. Hal ini ditegaskan oleh Allah ta’ala dalam Al-Qur’an surat An-Najm ayat 3-4:
وَمَا يَنطِقُ عَنِ ٱلۡهَوَىٰٓ ٣  إِنۡ هُوَ إِلَّا وَحۡيٞ يُوحَىٰ ٤
Artinya : "dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Quran) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya)"

Lebih lanjut lagi secara Etimologi Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin menjelaskan bahwa Alquran adalah bentuk kata benda infinitif (mashdar) dari kata qara`a (قرأ) yang bermakna membaca atau mengumpulkan. Jika Alquran berasal dari kata qara`a yang bermakna membaca, maka Alquran berarti sesuatu yang dibaca, sedangkan jika berasal dari kata qara`a yang bermakna mengumpulkan, maka Alquran berarti sesuatu yang mengumpulkan, karena Alquran itu berisi kumpulan kisah-kisah dan hukum.

Konsep pemakaian kata-kata tersebut dapat juga dijumpai pada salah satu surah Al-Qur'an sendiri yakni pada Surah Al-Qiyamah ayat 17 dan 18:
إِنَّ عَلَيۡنَا جَمۡعَهُۥ وَقُرۡءَانَهُۥ ١٧   فَإِذَا قَرَأۡنَٰهُ فَٱتَّبِعۡ قُرۡءَانَهُۥ ١٨  
Artinya : "Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya. Apabila Kami telah selesai membacakannya maka ikutilah bacaannya itu".

Nama lain dari Al-Qur'an

Selain Al-Qur'an, Allah juga memberi beberapa nama lain bagi kitab-Nya, antara lain;
Al-Kitab (Buku)
Al-Furqan (Pembeda benar salah)
Adz-Dzikr (Pemberi peringatan)
Al-Mau'idhah (Pelajaran/nasihat)
Al-Hukm (Peraturan/hukum)
Al-Hikmah (Kebijaksanaan)
Asy-Syifa (Obat/penyembuh)
Al-Huda (Petunjuk)
At-Tanzil (Yang diturunkan)
Ar-Rahmat (Karunia)
Ar-Ruh (Ruh)
Al-Bayan (Penerang)
Al-Kalam (Ucapan/firman)
Al-Busyra (Kabar gembira)
An-Nur (Cahaya)
Al-Basha'ir (Pedoman)
Al-Balagh (Penyampaian/kabar)
Al-Qaul (Perkataan/ucapan)

Sejarah singkat turunnya Al-Qur'an

Pada masa Rasulullah saw. Masih hidup, al-quran belum disusun dalam satu mushaf sebagaimana sekarang, ayat-ayat dihafal oleh para sahabat yang ditulis pada pelepah kurma, tulang onta dan papan-papan kecil lainnya.

Baru pada masa Khalifah Abu Bakar, al-quran dihimpun dalam satu mushaf, hal ini atas usul sahabat Umar bin Khatthab, mengingat karena banyaknya penghafal Al Quran yang gugur dalam pertempuran di Yamamah melawan Musailamah Al Kadzab tahun 12 H.

Sahabat yang ditunjuk untuk menangani penulisan dan pengumpulan ayat Al Quran adalah Zaid bin Tsabit.

Pada masa Khalifah Usman bin Affan, al-quran ditulis kembali dan diperbanyak menjadi 7 mushaf untuk dikirim ke beberapa ibukota provinsi yaitu ; Makkah, Yaman, Basrah, Bahrain, Kufah. Sedangkan yang satu disimpan oleh Usman di Madinah, hal ini dilakukan untuk menghindari perbedaan dalam membaca Al Quran..

Adapun Al Quran yang sampai kepada kita saat ini, sesuai dengan Alquran yang ditulis pada masa khalifah Usman bin Affan karena itu disebut mushaf Utsmani.

Pembagian Alquran 

Alquran yang 30 Juz itu didalamnya terdapat 114 surat dan 6234 ayat. Ayat-ayat tersebut dikelompokkan menjadi dua;
  1. Ayat Makkiyah yaitu ayat yang diturunkan sebelum Nabi hijrah ke Madinah. 
  2. Ayat madaniyah yaitu surat yang diturunkan setelah Nabi hijrah ke Madinah.

Al Hadits atau As Sunnah 

Al Hadis atau Sunnah mempunyai peranan yang sangat penting dan merupakan sumber hukum yang kedua setelah Alquran. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT. surat al-hasyr : 7
وَمَا آتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوا
Artinya :"apa saja yang diberikan oleh rasul kepada kalian terimalah, dan apa saja yang dilarangnya bagi kalian tinggalkanlah". 

Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Malik dari hakim, rasulullah SAW bersabda:
تَرَكْتُ ِفْيكُبمْ أَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوْأَ بَدًامَااِنْتَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا كِتَابَ اللِه وَسُنَّةَ رَسُوْلِهِ
Artinya :"aku tinggalkan dua perkara bagimu, yang apabila kamu berpegang teguh pada keduanya kamu tidak akan tersesat, yang itu Kitabullah (alquran) Sunnah Rasul (hadis)".

Hadis adalah segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad s a w. Baik berupa perkataan, perbuatan atau ketetapan (taqrir).

Hadis baru ditulis pada zaman masa Khalifah Umar bin Abdul Aziz (Bani Umayyah) penulis pertama adalah Imam Az Zuhri. Karena jarak penulisan hadis dengan masa kehidupan Rasulullah cukup lama (100 tahun), maka ada hadis yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, tetapi ada pula yang diragukan.

Unsur-unsur hadits ada tiga 

  1. Sanad yaitu orang-orang yang menghubungkan hadits dengan Rasulullah seperti abu hurairoh, ibnu Abbas, dsb.
  2. Matan Hadis yaitu isi hadis. 
  3. Perawi hadits yaitu orang yang meriwayatkan hadits seperti Imam Bukhari Muslim, Turmudzi. 

Pembagian hadis 

1. Berdasarkan jumlah banyak sedikitnya Rawi, maka habis dibagi menjadi dua:
  1. Hadits Mutawatir, jika yang meriwayatkan banyak jumlahnya dan tidak mungkin mereka berdusta. 
  2. Hadits Ahad, jika yang meriwayatkan tidak banyak jumlahnya. 
Hadits Ahad ini, dibedakan lagi menjadi tiga:
  1. Hadits masyhur 
  2. Hadits Azis 
  3. Hadits Ghorib
2. Berdasarkan diterima atau tidaknya hadis dapat dibedakan menjadi 3: 
  1. Hadits Shahih yaitu hadits yang mempunyai lima syarat yaitu: Sanadnya bersambung, Rawinya dlobit (kuat Ingatan), Rawi yang adil, Tidak bertentangan dengan dalil yang lebih kuat (Alquran atau Hadis Mutawatir), Tidak ada celanya
  2. Hadits Hasan yaitu hadits yang memenuhi syarat shahih yang rowinya kurang dlobit 
  3. Hadits dhoif yaitu hadis yang tidak memenuhi syarat hadits Hasan apalagi syarat Hadits Shahih 
Tingkatan Hadits Shahih 
  • Hadis yang diriwayatkan Imam Bukhari dan Muslim 
  • Hadis yang diriwayatkan Imam Bukhari 
  • Hadis yang diriwayatkan oleh imam muslim 
  • Hadis yang diriwayatkan ulama lain berdasarkan syarat Bukhari dan Muslim 
  • Hadis yang diriwayatkan ulama lain berdasarkan syarat Bukhari 
  • Hadis yang diriwayatkan ulama lain berdasarkan syarat Muslim 
  • Hadis yang dianggap shahih oleh ulama lain dan tidak memenuhi syarat bukhari dan muslim
Hadits dhoif banyak sekali macamnya, ada hadits dhaif karena tidak memenuhi syarat pertama dari Hadits Shahih, ada yang tidak memenuhi kedua, ketiga, keempat, kelima atau tidak memenuhi beberapa syarat hadits shahih. 

Namun dengan demikian hadits dhaif masih dapat dipakai dengan syarat: 
  • Tidak terlalu dhoif 
  • Untuk mendorong melakukan perbuatan baik 
  • Untuk sekedar berhati-hati 
  • Sudah terkandung dalam ajaran yang umum
Wallahu A'lam......

Click to comment